Yak kita berjumpa lagi dengan Romie disini ! Setelah pengalamanku di
Villa Dordia selama 3 hari untuk acara Discipleship PD Team yang diadakan oleh
PD Team Smatrama pada Oktober lalu, sekarang aku akan menceritakan pengalamanku
selama 3 hari di GKI Pacet dalam acara PKPD yang dilaksanakan PPPK Petra. Siapa
sangka ternyata acara ini memberiku begitu banyak pengalaman yang lebih
berharga untukku, pengalaman yang tidak disangka-sangka olehku dan
teman-temanku yang mengikutinya. Sudah penasaran semua kan ? Cekidot !
Day 1
Kita pergi ke Pacet ! Kami, anak-anak PD dari SMA Petra1 – 5 dan SMK
berkumpul jam 08.00 di SMK untuk bersiap-siap pergi ke Pacet. Aku dan
teman-temanku berada di bis yang sama dengan SMA Petra 4 dan SMK. Akhirnya kami
pun berjalan meninggalkan SMK untuk pergi ke Pacet.
Di bis, kami yang semula canggung dan diam karena belum saling mengenal,
akhirnya menjadi ramai karena salah satu temanku, Trivena maju untuk mengadakan
game sekaligus saling berkenalan. Setelah saling berkenalan satu sama lain,
akhirnya bis pun menjadi ramai karena sepanjang perjalanan kami bernyanyi
memuji Tuhan, dan tak terasa akhirnya sampailah kami di GKI Pacet.
Ketika sampai, kami langsung naik ke aula untuk melaksanakan ibadah
pembuka. Dalam setiap sesi, kami dari sekolah masing-masing bergantian untuk
membuka sesi dengan pujian, dan sekolahku mendapatkan sesi 4, 8 dan penutup.
Ketika ibadah pembuka selesai, ternyata kami disuruh mengambil acak salah satu
kertas yang dibagikan oleh guru Pembina kami, dan kami disuruh turun untuk
mencari nama kami di setiap kamar yang ada. Ketika sudah mendapatkan nama kami,
kami disuruh untuk menyatukan kata-kata yang ada didalam kertas itu untuk
dirangkai menjadi satu kalimat. Karena kami mengambilnya acak, otomatis kalimat
yang kami dapatkan sedikit tidak nyambung. Tapi akhirnya kami sambung-sambungin
saja hehehe… Aku dan teman sekamarku
mendapatkan kalimat ‘Cobaan Kegelapan membangun Cita-cita Beriman’ sedikit
tidak nyambung kan ? Yahh tapi cuman itu kemungkinan yang bisa kami rangkai
hehehe….
Setelah itu kami beristirahat siang, dan dilanjutkan dalam sesi. Sesi
dalam hari pertama ini ada 4, dan pembicaranya adalah Bu Lidia. Ketika awal,
aku tidak merasakan apa-apa ketika Bu Lidia membagikan firman. Jujur,
sebenarnya bukan firman yang ia bagikan, tetapi menurutku, yang dia bagikan
adalah tahap-tahap bagaimana membentuk suatu tata ibadah yang sempurna dan
berkenan dihati jemaat. Aku merasa sedikit aneh dengan ini, sebab apa yang
dibicarakannya hanyalah tata ibadah semata. Tapi aku memilih untuk diam dalam
hal ini.
Setelah itu, kami disuruh untuk menggambarkan realita yang terjadi dalam
PD kami dari tiap sekolah, dan sekaligus harapan apa yang kami inginkan dalam
PD kami. Pelajaran pertama yang aku dapatkan dari PKPD adalah saat
memperhatikan masalah realita yang terjadi pada PD sekolah lain. Aku dapat,
bahwa walaupun sepertinya masalah yang terjadi di PD Smatrama sangat banyak,
dan kelihatannya tidak selesai-selesai, tapi aku menyadari, bahwa PD Smatrama
masih lebih baik ketimbang sekolah lain. Sebab apa ? ketika aku mendengar masalah
yang dibeberkan sekolah lain, aku merasa bahwa masalah dalam PD Smatrama
ternyata hanya sedikit dibandingkan dengan sekolah lain yang sangat banyak.
Seperti contohnya Petra 1. Kita semua tahu bahwa Petra 1 terkenal dengan
sekolah favorit, dengan cap bahwa Petra 1 merupakan sekolah yang berduit.
Semakin dikuatkan dengan pernyataan temanku bahwa disana sudah memakai CCTV,
dan juga komputer disekolah mereka akan diganti dengan iMac. Bisa kita
bayangkan kan betapa kaya nya mereka ? namun ternyata, mereka tetap memiliki
masalah. Alat music kurang, banyak anggota yang pasif, divisi yang tidak aktif,
dan masih banyak lain. Begitu juga dengan Petra 2. Bisa kita bayangkan bahwa
Petra 2 tidak kalah kayanya dengan Petra 1. Namun masalah mereka tetap banyak,
dibandingkan dengan masalah kita. Yang paling banyak adalah SMK. Ketika aku
mendengarnya, sungguh bahwa SMK ini adalah yang paling berjuang. Sebab apa ?
masalah mereka begitu banyak, dan mereka masih mampu bersyukur dalam keadaan
seperti itu. Gedung yang kurang layak, alat music banyak yang rusak, jauhnya
ruangan tempat latihan, minimnya penerangan dan kipas angin, kurangnya anggota,
dan respon jemaat yang sangat sedikit. Sungguh aku menyadari, ternyata masalah
kita itu tidak ada apa-apanya, dibandingkan dengan masalah yang dihadapi
sekolah lain. Mereka saja masih bisa bersyukur, apalagi kita yang setidaknya
tidak pernah mengalami hal yang mereka alami. Pelajaran pertama yang aku
dapatkan adalah, janganlah mengeluh dengan apa yang terjadi sekarang, sebab
diluar sana ternyata masih banyak orang yang mengalami masalah yang lebih berat
dari kita. Tetaplah bersyukur atas apa yang ada.
Lalu setelah itu kami disuruh untuk membuat liturgy, dengan tema,
tujuan, sasaran serta lagu apa yang kami pakai, setelah sebelumnya kami diberikan
arahan bagaimana membuat liturgy yang baik. Kami pun membuatnya, dengan
menjiplak tema Paskah kami, Arise. Hehehe… gak papa lah, kan nggak ada salahnya
hehehe… Dan disana, perasaan aneh ku tentang Bu Lidia pun semakin menguat.
Sebab apa ? Ketika kami mempresentasikan liturgy kami, begitu banyak kritikan
yang membuat hati kami panas. Seperti tujuan yang kurang konkrit, atau tema
yang tidak cocok, atau bahkan pemilihan lagu yang dirasa tidak masuk akal
dengan tema. Bu Lidia mencontohkan seperti tujuan milik kami yang berbunyi ‘
Membangkitkan iman seluruh warga SMA Petra 5’ dan Bu Lidia langsung mengkritik
“memangnya kalian yakin bisa membangkitkan SELURUHnya ? tolong ya, tujuan
jangan yang tidak masuk akal. Tujuan harus konkrit, dan bisa masuk akal serta
nyata dalam prakteknya. Jangan yang seperti ini” Hei, memangnya kami tidak
boleh beriman ? Sebab dalam Firman dikatakan, terjadilah sesuai imanmu. Itu
iman kita, memangnya kita dilarang beriman ? Dia juga mencontohkan pemilihan
lagu yang kata-katanya tidak sesuai. Seperti lagu Dari Terbit Matahari. Dengan
liriknya yang berbunyi “dari terbit matahariii .. sampai pada masuknya .. biarlah nama Tuhan dipuji ..” Dan dia berkata
memangnya kita memuji Tuhan hanya dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore ? dan aku
pun berpikir, kalau anda ingin menciptakan lagu yang sempurna, ciptakanlah
sendiri, sebab tidak mungkin kan penulis lagunya bermaksud seperti itu.
Dan akhirnya aku sadar, setelah tadi aku teringat bahwa ketika giliran
kami memimpin pujian dan langsung presentasi, hal yang dikritik oleh Bu Lidia
adalah Choir, dengan fokusnya Fanie sebagai leader yang dirasanya tidak sopan
dan tidak sedap dipandang karena membelakangi jemaat dengan bajunya yang
seperti itu. Hal itu disampaikan secara tajam, dan aku rasa Fanie shock dengan
kritikan seperti itu, namun hal lain yang kami dapatkan ketika PKPD adalah,
STAY HUMBLE. Tetap rendah hati, jangan membantah. Oleh karena itu kami
menerimanya. Dan dengan itu, aku sadar bahwa apa yang disampaikan Bu Lidia ini
hanya bagaimana membentuk ibadah yang sedap dipandang mata dan kelihatan
sempurna dimata manusia semata. Hanya itu, sebab apa yang dikritik olehnya
adalah penampilan kami, layaknya juri yang mengkritik setiap apa yang kami
lakukan. Memang, kritikannya bersifat membangun, namun apakah seorang jemaat
datang ke gereja untuk mengkritik choirnya ? apakah hanya untuk melihat apa WL
nya bersuara merdu atau tidak ? apakah pemain musiknya keren atau tidak ? Tidak
kan ? kita datang ke gereja untuk berhubungan dengan Tuhan, bukan untuk
mengkritik apa yang ditampilkan pelayan di gereja itu. Akhirnya aku sadar semua
itu, setelah semalaman itu ia mengkritik setiap kami, dalam setiap presentasi
kami, bahwa ia hanya menilai suatu ibadah dari luarnya saja, apa yang dilihat
oleh manusia, bukan hubungan kita dengan Tuhan. Tapi, tetap dengan apa yang
menjadi pelajaran kami selama disini, Stay Humble (:
Day 2
Kami sebenarnya disuruh berkumpul jam 06.30, sebab akan ada ibadah
pembuka. Tapi kalian tahu ? Aku dan seluruh teman sekamarku terlambat bangun !
Oh tidak ! Aku baru bangun jam 06.25, dan jadilah akhirnya hanya 2 dari kami
yang mandi, aku dan 2 temanku tidak mandi dan hanya mencuci muka. Akhirnya aku
mandi setelah makan dan temanku malah mandi saat snack jam 11.00 hehehe …
Sesi siang pada hari ini tidak ada firman, sebab kami disuruh untuk
merancang sebuah liturgy lengkap dengan lagu sampai selesai, dan pada saat sesi
sore kami disuruh untuk mempresentasikan lagi, namun dalam bentuk ibadah biasa.
Jadi kami disuruh untuk menampilkan ibadah biasa. Jadilah kami membuat liturgy
dan ternyata ada pelajaran lain yang Tuhan ajarkan disini. Saat membuat
liturgy, Valdaw curhat, dan akhirnya hampir semua dari kami tidak bekerja malah
mendengarkan Valdaw. Setelah selesai, aku, Nath, Susis dan yang tidak
mendengarkan pun bosan, bahkan Nath sampai tidur karena tidak ada kerjaan,
sedangkan yang mendengar curhat Valdaw masih asyik sendiri. Jujur, aku merasa
seperti ada jarak yang memisahkan kami. Itu terasa ketika kami snack, yang
mendengar Valdaw duduk dengan Valdaw, sedangkan kami sendiri duduk ditempat
yang berbeda. Dan itu seperti yahh.. awkward moment lah …
Tapi ternyata Tuhan sudah memiliki rencana lain dengan adanya jarak
seperti itu. Vincent yang daritadi hanya bermain gitar, semakin lama semakin
keras bersuara dan ternyata dia sedang penyembahan. Dan tak disangka pun, yang
bersama Valdaw pun akhirnya diam. “eh ayo mezbah yuk, Vincent penyembahan lho
itu” dan akhirnya kami semua pun mezbah doa dan menghentikan semua kegiatan
kami. Dan setelah selesai, kami sharing. Ada Vincent yang sharing, kalau dia
itu merasa seperti kembali pada kehidupannya yang dulu, ketika temannya hanya
sedikit dan bahkan terasa seperti tak ada teman. Dia cerita, kalau itu terasa
lagi di PKPD ini, saat semuanya sibuk sendiri nggak ada yang memperhatikannya. “Aku
mangkel sama kalian, juga sama Tuhan, Tuhan kenapa sih harus gini lagi, aku
nggak suka kayak gini. Tapi Tuhan itu ngomong sama aku, kalo jangan mangkel,
datanglah ke Aku. Akhirnya makanya aku penyembahan. Aku nggak nyangka ternyata
kalian semua yang sibuk sendiri malah ikut-ikutan dan akhirnya kita mezbah. Aku
nggak nyangka pol gitu lho.” Ada juga Nath yang kesaksian. “Aku itu seumur-umur
nggak pernah nyatet apa yang disampein sama pendeta. Tapi entah kenapa
kapanhari Tuhan nggerakin hati aku buat nyatet yang penting. Dan aku rindu buat
sharing sama kalian gitu lho. Niatnya sih jumat besok, tapi jujur ae saat aku
tidur itu Tuhan ngomong sama aku, ini lho waktunya kamu sharing. Aku ya nggak
nyangka, kita isa spontan mezbah doa seperti ini.” Pelajaran hari ini, bahwa
rencana Tuhan itu baik. Ketika kita sedang terpecah seperti itu, Ia menyatukan
kami lagi dengan caranya yang ajaib. Dan semuanya itu tidak ada yang kebetulan.
Bahkan sejak saat itu, kami semua menjadi sekolah yang paling kompak ! Petra 5
jadi paling gendeng, paling seru, paling nggak tau malu, dan nggak pernah
terpisah lagi. Ketika istirahat siang, kami bukannya malah istirahat tapi main
jungkat jungkit …. Seperti anak kecil sih, tapi itu seru !
Tibalah sesi sore saat kami mempresentasikan liturgy kami. Dimulai dari
SMK, lalu kami dengan tema berbelas kasihan. Kritikan pun kembali datang,
bahkan lebih tajam dibandingkan SMK. Fanie dikritik kembali, soalnya Fanie
tetap membelakangi penonton. Dan choir juga dikritik, soalnya kami bergerak
saat worship. Itu dirasa sangat useless, dan mendingan tidak bergerak soalnya
itu memancing jemaat. Begitu banyak kritikan, tapi seperti motto kami, Stay
Humble saja lah..
Puncaknya adalah ketika kritikan disampaikan oleh seorang guru
pembimbing ke Petra 2. Disini aku merasa seperti guru-guru ini konyol, justru
mereka yang tidak masuk akal. Sebab apa ? saat guru ini mengkritik ia berkata,
“ Sepanjang presentasi dari SMK, saat worship mengapa WL nya selalu menutup
mata ? itu menurut saya tidak sopan dan tidak sedap dipandang, Saya tidak suka
itu, kalian adalah centernya, dan kalian bertugas mengarahkan jemaat, mengapa
kalian menutup mata ?” Ketika aku mendengar seperti itu, jujur aku ingin
membaliknya lagi seperti, hei memangnya ibu kalau berdoa dengan Tuhan membuka
mata apa ? Sebab jujur saja, hubungan dengan Tuhan tidak bisa dilihat dengan
mata, tapi dirasakan. Tuhan tidak melihat kesempurnaan ibadahnya, tapi Tuhan
melihat hati kita ! Mengapa harus mengkritik apa yang dilihat oleh mata manusia
? Aku tahu memang aku sedikit frontal, tapi pertanyaan itu konyol dan tidak
masuk akal menurutku. Tapi kembali lagi, Stay Humble (:
Dan ketika Petra 1 tampil, kami kembali mendapatkan pelajaran yang
berharga dari Tuhan. Ada lagunya yang berbunyi bahwa ketika kita dikritik,
ketika kita diintimidasi, berusahalah untuk mengampuni. Dan jujur, ini mengena
banget sebab setelah begitu banyak kritikan yang diterima yang tidak sesuai
dengan prinsip kami, kami disadarkan untuk mengampuni orang yang mengintimidasi
kami, yang menjatuhkan kami.
Ada talent show ! wah kerennn ! kami kebagian untuk nge dance, dan
kalian tahu bahwa yel-yel Petra 5 adalah yel-yel paling gila dan paling
malu-maluin. Tapi nggak papa, kita semua kan memang nggak ada malu nya hehehe …
SMK kebagian untuk nyanyi, dan penampilan mereka kerennn ! Petra 4 itu OVJ,
lucu sih soalnya pembawa acaranya mukanya innocent gitu hehehe… Sedangkan Petra
3 kebagian vocal grup, dan wow keren ! kalau kalian tahu, WL Petra 3 itu
suaranya bagus banget ! gilaaa kerennn suaranyaa !
Petra 2 kebagian drama, dan drama mereka lucu banget heheh… sedangkan
Petra 1 kebagian raja gombal, tapi sayang banget anaknya nggak seruu.. nggak
berani gombal yang mengena dihati.. jadinya garing dehhh ...
Akhirnya sesi telah selesai, dan akhirnya kami makan sate. Lalu spontan
ada lagi yang kepingin mezbah, akhirnya kami pun menutup seluruh kegiatan hari
itu dengan mezbah doa jam 11. Sungguh luar biasa Petra 5 ! yeee !
Day 3
Hari ini adalah hari terakhir dan untungnya ada sedikit toleransi ketika
bangun pagi. Sebab kami semua sudah lelah setelah seharian penuh beraktivitas
pada hari kedua. Disini aku dan temanku berkolaborasi dengan SMK dan Petra 4,
untuk menutup seluruh ibadah hari itu. Karena Fanie sudah banyak menerima
kritikan, akhirnya dia memimpin choir dari kursi jemaat hehehe… Tidak banyak
yang kami lakukan hari itu, selain berfoto dan berbagi contact dengan teman
sekolah lain, sebab kami semua akan kembali kesurabaya dan kembali ke rumah
masing-masing. Kami juga mendapat hadiah masing-masing sekolah karena sudah
menampilkan talent show, serta berfoto bersama yang lama banget soalnya
kameranya banyak ..
Setelah naik ke bus masing-masing, kami pun berangkat pulang ke
Surabaya. Kami sempat bernyanyi satu bis, tapi setelah itu diam. Mungkin
kecapekan semua kali ya hehehe… Tapi tidak apa, sebab ini bukanlah perpisahan.
Masih ada PD Gabungan broo !! Kita akan bertemu lagi hari Jumat, dan
percayalah, ini akan menjadi PD yang paling seru ! Petra 5, lets rock the stage
! Wohooooo !!!! But always, STAY HUMBLE :D
No comments:
Post a Comment