Monday, December 8, 2014

The Beginning of My High School Adventure (?)

Hai teman-teman ! Kali ini aku akan bercerita tentang retret Discipleship yang kuikuti tanggal 11-13 Oktober 2012. Retret ini diadakan oleh PD Team Smatrama, dan tempatnya dipilih di Villa Dordia, Claket. Waduhh, sungguh berkesan deh. Rugi banget kalo nggak ikut. Banyak hal yang bisa kita dapatkan disana. Langsung aja yaaa


Day 1 – 11 Oktober 2012


Hari ini kita berangkattt ! Sesudah kita bersiap” dirumah masing-masing, akhirnya kita berkumpul di rumah Ce OB atau Olivia Bambang, yang dijadiin tempat buat kumpul sebelum berangkat. Wihh rumahnya besarrr banget. Kalau kalian ngeliat rumahnya, malah mirip istana. Halamannya gede bangett. Sepertinya muat deh kalo 10 mobil dimasukin ke halamannya hehe.. Akhirnya kita berangkat jam 10, naik ELF. Bayanganku nih ya, ELF itu seperti travel, Ber AC trus sopirnya professional. Ternyata ELF yang kita tumpangi beda jauh sama bayanganku. Tulisannya sih Economy Class, tapi AC nya special, yaitu AC alam hehehe.. Untungnya aku duduk didepan, jadi tidak terasa panas.

Setelah sampai di Dordia, kami semua berkumpul di aula untuk pembagian kamar. Yang perempuan dibagi menjadi 4 kamar, sedangkan yang laki-laki digabung menjadi satu kamar. Wahh kebayang deh ramenya kalo malam. Eh tunggu dulu. Ada banyak amplop bertuliskan nama kami yang tertempel di kaca aula. Ternyata itu adalah Angel Box, disitu kami bisa menuliskan surat berisi apa saja keorang yang kita tuju, dan nanti pada hari ketiga akan dibagikan. Akhirnya kami pergi kekamar masing-masing untuk beristirahat sejenak dan mandi. Setelah itu kami pergi keruang makan untuk snack. Nah ditengah-tengah snack ini kami disuruh mencari keplek yang terserbar diseluruh ruang makan. Jadilah kami sibuk mencari keplek yang ada nama kami. Ternyata keplek itu digunakan untuk kelompok. Keplek itu warnanya berbeda-beda tiap kelompok, dan tiap kelompok memiliki nama yang aneh-aneh, seperti Norak, Lemot, Alay, Melambai, Ceriwis, Ndeso, dan lain sebagainya. Aku masuk ke kelompok Alay, dengan Ivy, Timi, Timo, Lisa, Nino, dan Eus. Setelah itu kami pergi ke aula untuk mengikuti sesi I yaitu Stand Up yang dibawakan Pdt. Yessi Sumaa dari Tangerang. 

Dan selanjutnya kami makan malam sebelum melanjutkan sesi II yaitu Step Up. Banyak yang kudapatkan dalam 2 sesi ini. Aku disadarkan bahwa kita harus menjadi Kristen yang bangun, jangan menjadi pemalas. Dan kita harus bisa berjalan dengan iman kita.

Berakhirnya sesi II menutup malam pertama kami. Kami masuk ke kamar masing-masing. Lalu kami sate di kamar ditemani oleh 2 orang panitia. Kelompok sate ku ditemani Geraldo dan J.Andre, dan kami banyak sharing apa yang kami rasakan sepanjang hari itu, dan apa yang kami dapat selama Kak Yessi membawakan firman. Selesai sate, kami tidur untuk menyiapkan kegiatan kami besok. 

Day 2 – 12 Oktober 2012

Inilah hari yang melelahkan namun paling berkesan bagi kami semua. Kami bangun jam 5 untuk mengikuti sate pagi yang diadakan di lapangan. Udara dingin, dan mata kami yang masih mengantuk tidak menyurutkan semangat kami untuk mengikuti sate. Dan setelah sate kami melihat sunrise tepat didepan mata kami. Wuihh sungguh indah pemandangannya. Langit yang masih kebiruan penuh dengan semburat matahari yang baru terbit. Nggak bakalan dehh ngeliat yang kayak begini di Surabaya hehee…

Setelah sate, kami naik untuk mandi dan menyiapkan diri mengikuti outbond. Jam 9, kami turun lagi untuk briefing. Sebelum outbond, kami menyempatkan diri berfoto ria di kolam dekat lapangan. Gilaa, kolamnya penuh dengan lumut. Bahkan, 2 temanku sudah tercebur gara-gara terpleset di kolam itu saking licinnya. Kebayang kann ?

Akhirnya kami outbond ! Outbond ini namanya The Chronicles of Dordia’s Seven Wonders. Wah kebayang kan gimana serunyaa ? Nanti disetiap pos akan ada cerita dan nasihat atau esensi, dan kami harus bisa menghafalkan tiap-tiap cerita. Sebelum kita mengikuti game, kita juga harus menampilkan yel-yel kami. Nanti setelah selesai game, kami akan diberi kartu nilai. Wahh, katanya kartu nilainya nggak boleh basah atau rusak soalnya nanti akan didiskualifikasi. Udah nggak sabar !

Kami mulai dari pos pertama. Pos The Chronicles of Dordia yang dipimpin oleh Raja Gilang dan Ryan. Diceritakan bahwa kerajaan ini membutuhkan seorang pejuang yang mau rela berkorban dan pantang menyerah. Disini kami berhadapan dengan kelompok Melambai, kami disuruh melewati kolam penuh lumut, melompati ban bekas, dan menaiki tonggak kayu untuk sampai diatas. Kebayang nggak sih, udah basah-basah dan kita harus berkonsentrasi menaiki tonggak kayu untuk sampai diatas sana. Sayangnya kelompokku kalah cepat hehee.. namun kami mendapatkan sesuatu, bahwa ternyata Tuhan itu punya rencana yang sama untuk setiap kita, tujuannya sama, tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang, sebab kita memiliki tujuan yang sama. Akhirnya kami melanjutkan ke pos kedua. 

Jalan menuju pos Kedua ini tidaklah gampang. Kami harus menuruni tangga yang curammm bangett.. Dan lagi, tangganya sudah mulai keropos, jadi kami harus hati-hati kalau tidak mau terpleset. Sampailah kami ke pos Kedua, Negri Melompat yang dipimpin oleh Raja Stefandy dan J.Andre. Diceritakan bahwa Negri ini sangat suka melompat dan sering memperluas kerajaannya dengan cara melompat. Disini beberapa orang dari kami disuruh melepas sandal. Nah, game nya dibagi antara zona 0, zona 1, dan zona 2. Tiap orang dalam kelompok cuman bisa sekali melompat, dan saat kita berpijak disalah satu zona, hanya disitulah kita dapat bergerak. Tugas kita harus mendapatkan sebanyak-banyak nilai. Jadi dengan kata lain, harus ada yang berkorban di zona 0 dan zona 1, bagaimanapun caranya dan tanpa menyentuh tanah agar teman-teman yang lain bisa berpijak di zona 2. Jadilah, aku dan 2 temanku menjadi pijakan teman yang lain untuk sampai di zona 2. Tapi nggak papa, nggak sakit kok heheh…

Dan akhirnya setelah selesai kami hanya boleh membawa sandal sesuai nilai kami.. waduhh akhirnya Timi hanya memakai satu sandal saja, sedangkan Nino sama Timo tidak memakai sandal. Sabar yaa…

Di pos kedua ini kami dapat, bahwa dalam mencapai tujuan kita, tentu kita harus berkorban dan bekerjasama agar tujuan kita tercapai dengan maksimal. Kita tak bisa bila tak ada pengorbanan, dan tentu dibutuhkan kerjasama karena kita tak bisa jalan sendiri. Setelah itu kami melanjutkan ke pos Ketiga.

Heii mengapa ada Indra ditengah jalan ? Pos ketiga sudah kelihatan, namun ternyata ada panitia yaitu Indra ditengah jalan kami. Ia menyuruh kami mengikuti dia, namun kami tak percaya sebab ia cuman sendiri dan tidak meyakinkan. Wahh dilema nihhh.. Akhirnya kami tetap melanjutkan jalan ke pos ketiga. Tapi sayangnyaaaa, kami tak boleh masukk. Lohh kenapaa? Soalnya dikelompok kami Timi, Timo, dan Nino tidak memakai sandal sedangkan di pos ketiga semuanya harus memakai sandal. Akhirnya kami sadar, bahwa Indra tadi benar dan bukan jebakan semata. Akhirnya kami kembali ke Indra dan mengikuti dia. “kalian adalah kelompok yang kesekian terjebak gara-gara mengikuti keyakinan kalian sendiri. Kenapa kalian tidak menanyakannya?” waduh iya sihh kita memang tidak nanya dulu. Indra diceritakan sebagai jin yang bisa mengabulkan satu permintaan. Akhirnya kami minta mengambilkan sandal kami, dan hanya boleh satu orang yang berkorban mengambil sandal kami dibawah sana. Disini kami dapat, bahwa kita tak boleh jalan dengan keyakinan kita sendiri, sebab kita bisa salah jalan dan akhirnya menyimpang. Jalan yang kami lalui memang tidak gampang, penuh kerikil dan batu. Namun itu semua pengorbanan kita. Dan orang yang berkorban buat mengambilkan sandal kita dibawah, itu melambangkan Tuhan Yesus, yang rela mati dikayu salib untuk kebaikan kita semua. Akhirnya kita melanjutkan ke pos Ketiga.

Negri Sesuatuu… yang dipimpin oleh Raja KYS dan Dede. Raja tak suka dengan keramaian, dan sekarang Raja sedang mencari barang-barangnya yang hilang. Kita disuruh untuk mencarikan barang yang hilang tersebut, yaitu koin dan kapur barus didalam 3 kaleng berbeda. Koin bernilai 10, sedangkan kapur barus bernilai 15. Kami harus menutup mata kami dengan slayer, dan setiap orang diberi kesempatan mencari hanya 10 detik untuk menangkap satu koin atau kapur barus. Tapi karena kelompokku hanya membawa 3 slayer, akhirnya slayer nya diberikan kepada yang cewek. Kaleng pertama, berisi campuran telur, atau apalah itu. Iuhhh.. lengket banget ditangan… Gilaa udah seperti lendir gitu. Kaleng kedua, berisi bubur koran. Lumayanlah disini gampang. Sedangkan kaleng ketiga berisi… Jangkrik hidup ! oh tidakkk jangkriknya bergerak ditangan kami selagi kami mengaduk isinya buat mencari koin atau kapur barus. Tapi akhirnya kami berhasil dapat banyak. Ehh ada jackpot dari Raja KYS. Nilainya besar, 20 poin. Eh ternyata jackpotnya itu kami disiram oleh kopi, tepung terigu, terasi dan campuran lainnya. Jadilah kami basah dan tangan kami lengket semua. Tapi disini kami dapat, bahwa koin dan kapur barus melambangkan jiwa-jiwa yang masih tersesat. Kita harus bisa menyelamatkan jiwa-jiwa tersebut, seberat apapun tantangannya. Dan tentang raja yang tak suka keramaian, kami menangkap bahwa kita dalam mencari jiwa-jiwa tak boleh hanya berkata kosong tapi tak ada tindakan. Kita harus bertindak optimal, dan tak banyak bicara. Akhirnya kami melanjutkan ke pos keempat.

Negri Bisu, Tuli dan Buta, dengan penduduknya Aldi dan Geraldo. Disini penduduknya mengalami wabah penyakit, dan kita harus menyelamatkan mereka dengan cara meracik 7 bahan berbeda yang tersebar diseluruh negeri. Game nya, satu orang berperan sebagai bisu, satu orang berperan sebagai tuli, dan yang lainnya buta. Orang buta bertugas mencari 7 bendera yang tersebar. Orang yang bisu, menggunakan bahasa isyarat untuk menunjukkan tempat 7 bendera tersebut, sedangkan yang tuli meneriakkan apa yang ditunjukkan oleh orang bisu. Tapii ternyata tidak segampang itu teman-temannn… Selagi orang buta mendengar instruksi orang tuli, kami semua dipecah konsentrasinya dengan teriakan Aldi dan Geraldo. Mereka terus berteriak sampai-sampai kadang suara orang tuli tak terdengar. Tapi akhirnyaa kelompok kami berhasil dapat semua bendera yeeeessss ! Disini kami dapat, bahwa dalam mencapai tujuan kita, terkadang suara setan mengganggu kita. Namun yang harus kita lakukan, kita hanya fokus pada suara Tuhan yang menuntun kita. 

Pos Kelima, Negri Rainbow Less yang dipimpin Dewa Brian dan Dewa Callista. Diceritakan bahwa di negri ini sama sekali tak ada pelangi. Akhirnya para dewa sepakat untuk membuat pelangi. Dan kami semua adalah pejuang yang dipilih untuk mendesain pelangi tersebut. Satu orang pejuang harus berkorban dibawah sinar matahari tanpa baju, dan yang lainnya membuat 7 warna pelangi hanya dari warna dasar, yang nantinya akan dioleskan dipunggung pejuang yang berkorban. Dan ternyataaa tidak segampang itu jugaaa… Disediakan terasi dan terigu, dan kami harus menggunakan terasi dan terigu tersebut dalam campuran warna pelangi tersebut sampai habis. Jadilah punggung pejuang yang berkorban itu bau terasi hehehe… Tapi akhirnya kami berhasil dan disini kami dapat bahwa, dalam PD Team ini kami dipilih dari latar belakang, sifat, talenta yang berbeda-beda. Namun semua itu melengkapi kami, membentuk keluarga yang satu, bertumbuh dalam Tuhan seperti warna pelangi. Dan sebab itu, dalam mencapai tujuan kami, justru perbedaan itulah yang membantu kami. Akhirnyaa kami melanjutkan ke pos Keenam. 

Negeri Maria, yang dipimpin oleh Ratu Henny dan anaknya Luki. Diceritakan bahwa negeri ini sangat indah, penuh keceriaan. Suatu hari, Ratu sangat senang karena anaknya sudah resmi dikhitan. Ratu pun mengadakan perjamuan makan yang special, dan kita semua adalah tamu kehormatan. Sudah kebayang kan teman-teman, disini kita disuruh apa? Yak benarr, kita disuruh makan. Setelah memilih paket, kita dapat paket B. Teman-teman tahu isinya apaa ? Ada selada, kentang, jelly, dan lainnya. Waduhhh jelly nya asin banget gilaa… dan setelah itu kita diberi minuman, air putih dan satunya warnanya seperti teh. Katanya sih teh manis, tapi setelah di cicip, hoekkkk… itu Brotowali, jamu yang rasanyaa nggak kebayang pahitnya.. waduhhh Ratunya senang jamu ternyata hahaha… Disini kami dapat bahwa, sesuatu yang baik belum tentu benar, namun sesuatu yang benar sudah pasti baik. Jangan hanya melihat dari luarnya. Brotowali memang pahit, namun itu baik untuk kesehatan kita.

Akhirnyaa kami sampai ke pos Ketujuh. Negeri Botol Kempit yang terbagi atas dua Negri, Negri Subur yang dipimpin Raja Victor, dan Negri Kering yang dipimpin Raja Hansen. Negri Subur berlimpah dengan sumber daya alam, bahan makanan, sedangkan negri Kering sebaliknya. Raja Victor ingin membantu tetangganya, dan ia meminta pada kami untuk membantunya. Nahhh disitu tersedia dua ember, dan beberapa botol. Kami disuruh memindahkan air dari satu ember ke ember lainnya, dengan cara estafet dan botolnya… Harus dikempit di kaki ! Heaa akhirnya kami mengempit botolnya diantara jempol dan telunjuk kaki kami, dan itu susah bangettt teman-teman. Tapi akhirnya kami selesai dengan cepat, kurang 2 menit 30 detik. Yesss ! Disini kami dapat bahwa, kita harus membantu teman kita yang kesusahan, dan tak boleh mengharapkan pamrih. Sebaliknya, kalau kita dapat bantuan, baik itu besar maupun kecil kita harus tetap bersyukur.

Akhirnya selesailah outbond nya. Eh ternyata belum selesai ! Ko Tutus, yang menjadi pembimbing kami berkata kami akan mengikuti satu outbond lagi, yaitu percaya pada pemimpin. Kami dipanggil satu persatu kelompok. Kami penasaran dengan outbond terakhir kami ini. 

Tibalah kelompokku yang dipanggil. Ternyata kami disuruh menutup mata kami dengan slayer, melepas sandal kami, dan berjejer. Ketua kelompok kami menjelaskan beberapa bahasa tubuh untuk menuntun langkah kami, entah itu naik, turun, jalan terus ataupun  berhenti tanpa bersuara. Jadi kami berjalan dalam gelap hanya mengikuti instruksi bahasa tubuh pemimpin. 

Jalan yang kami lalui tidak gampang. Penuh lumpur, kadang becek, dan kami naik, turun tanpa tahu kami mau kemana. Ditengah jalan, kami dipisah satu persatu. Saat giliranku, Ce Marchi yang juga pembimbing memegang tanganku, dan berkata “didepan kamu ada rintangan, dan kamu harus melompatinya.” Jujur saja, aku merasa takut banget. Mataku tertutup, dan aku harus lompat ? Tanganku agak gemetar, dan Ce Marchi bilang “Jangan takut, Romie. Kamu harus yakin melompat. Percaya pada imanmu.” Aku masih merasa takut saat itu, dan akhirnya aku melompat. Tapi aku jatuh trus terpleset. Tanganku langsung dipegang, dan akhirnya dibawa ke jalan yang lebih rata. Lalu setelah aku kembali pada kelompokku, Ko Tutus bilang bahwa didepan kami ada rintangan dan kami harus melaluinya dengan tiarap. Jadilah kami tiarap sepanjang jalan.

Jalan itu lumpur, dan becek. Selama itu aku terus diteriaki dengan Ko Tutus, maupun Gilang dan Ryan. Entah katanya dadaku kurang turun, atau tanganku kurang ke samping, atau aku takut kotor, bahkan kadang karena aku terlalu lambat. Jujur, aku agak sedikit mangkel dengan itu, sebab aku merasa dadaku sudah menyentuh tanah. Tapi aku hanya diam, terus merangkak sampai akhir dari jalan itu diiringi lagu Via Dolorosa.

Setelah selesai, kami dinasehati oleh Ko Tutus. Dalam mencapai tujuan kita, kita perlu diproses. Dan ada waktu ketika dimana kita harus berjalan sendiri, yakin pada iman kita tanpa ada bimbingan dari pemimpin. Dan kita harus mengatasi ketakutan kita. Ternyata jalan yang kukira sangat panjang dan bahaya, ternyata tempatnya hanya didekat aula, dan semua itu sangat gampang apabila kita melihatnya. Dan jalan penuh lumpur yang kukira tadi ditengah hutan, ternyata hanya didekat aula, jalan sempit yang disiram air oleh panitia. Ternyata sungguh, semua terasa sangat berbeda saat kita berjalan dalam gelap. Tapi aku senang, aku dapat banyak dari outbond ini untuk kehidupanku kedepan. 

Akhirnya setelah kami makan, mandi membersihkan diri, dan istirahat, kami masuk ke aula untuk persiapan drama. Kelompokku mendapat drama Yunus, dan harus ditampilkan segokil dan sebagus mungkin. Setelah itu kami semua melanjutkan sesi III yaitu Grow Up. Sesi ini ramai sekali, saat kita Praise, anak-anak yang jadi choir meramaikan suasana. Dan itu seru banget lohhhh…. Di sesi III ini hadirat Tuhan saat terasa, saat penyembahan. Bahkan ada salah satu panitia, yaitu Brian, dia berkeliling aula tanpa membuka matanya dan tidak menabrak sama sekali, dan dia berbicara bahasa yang aku nggak tau bahasa apa itu, dan dia terlihat sangat bahagia. Sungguh, Tuhan berkata lewat dia. Aku mendapat banyak dari sesi III ini. 

Setelah itu, Kak Yessi menyuruh kami menuliskan komitmen kami, dan menuliskan dosa kami didalam kertas untuk nantinya akan didoakan. Setelah itu kami pergi keluar untuk api unggun dan melemparkan kertas dosa kami kedalam api unggun itu. Dan dilapangan itu kami menampilkan drama kami. Lucu-lucu lohhh drama nyaa, cerita dalam alkitab bisa dibuat selucu mungkinnn, bahkan panitia juga menampilkan drama, dan wahhhh.. rugi deh kalo nggak ngeliat hahaha… 

Setelah selesai, kami diberi jagung bakar. Ehhhh tapi kenapa jagungnya keras bangetttt kayak jagung kering. Wahh penipuan nihh hahaha.. akhirnya kami pergi kekamar masing-masing. Aku sate dengan teman sekamarku, dan kami sharing terus sampai jam 2 malam. Akhirnya kami tidur untuk menyiapkan hari besok

Day 3 – 13 Oktober 2012

Inilah hari terakhir kami di Dordia, dan kami bangun dengan semangat yang baru untuk sate pagi. Uwihhh anginnya kencang banget teman-teman. Kata pemilik villa, baru kali ini anginya kencang seperti inii. Wuahh beneran deh.. seperti hujan angin tapi nggak ada anginnya. Ohyaa, hari ini teman kita ada yang ulang tahun lohhh, Janice ulang tahun yang ke 16 ! Happy Birthday ya buat Janice, keep on fire in God, and God bless you always ! Dia bercerita dia pada waktu kecil pernah minta masuk rumah sakit dan kecelakaan sama Tuhan. Aneh banget yaa ? dan ternyata dia bener-bener kecelakaan dan masuk rumah sakit dan dia baru ngerasain bahwa rumah sakit itu nggak enak hehehe… tapi dia bersyukur karena dia masih dikasi kesempatan hidup sama Tuhan sampai umurnya yang ke 16 ini.

Nah setelah sate, kami naik ke atas untuk mandi. Kami tidak makan, sebab hari ini kami semua puasa sampai jam 12 siang. Lalu kami mengikuti sesi IV dan pengurapan. Sesi IV tak kalah dahsyat dengan sesi III, urapan dan hadirat Tuhan sangat terasa. Kami terus menyembah, dan di sela-sela itu kami semua dipanggil satu-satu untuk dibasuh kakinya dan didoakan sama panitia. Jujur, itu mengharukan banget, kakak-kakak panitia rela membasuh kaki kita yang kotor, dan mendoakan kita agar kita bisa lebih lagi melayani dalam Tuhan. Dan panitia pun tak kelewatan. Mereka juga dibasuh, oleh Ko Tutus sendiri. Tidak sedikit panitia yang menangis terharu. 

Akhirnya kami semua berdiri, dan bergandengan tangan membentuk lingkaran besar. Kami mendoakan teman-teman kami, satu sama lain. Dan setelah itu, kami berpelukan erat, menyanyikan lagu “Persahabatan”. Sungguh teman, itu momen yang sangatt indah, dimana kita semua sebagai satu keluarga PD Team, saling berpelukan erat. That’s an unforgettable moment guys. Dan kami saling mendoakan dan didoakan satu sama lain, mendoakan Ko Tutus dan Kak Yessi, dan didoakan oleh Kak Yessi. Sesi IV menjadi sesi yang sangatttt indah, dan paling berkesan diantara sesi-sesi yang lain. 

Awards Time ! Kami menunggu-nunggu, kelompok siapa yang mendapat Best Yel-yel, kelompok siapa yang paling kompak, dan siapa King and Queen Discipleship. Kami semua menunggu berdebar-debar, menantikan siapa yang akan disebut. Dannn Best Yel-yel jatuh kepada Ceriwis. Kelompok Ceriwis mendapat Best Yel-Yel, sedangkan untuk kelompok yang kompak jatuh kepada kelompok Melambai. Nahh sedangkan untuk King and Queen Discipleship diberikan pada Vincent dan Selly.. !! Congrats yaaa buat Vincent dan Selly hehehe… 

Setelah itu kami makan siang buka puasa, dan kami semua kembali ke kamar untuk packing barang-barang kami bersiap-siap pulang. Tentunya foto-foto dulu dongggg sebelum pulang… kami berfoto di lapangan, dan kami dibagikan Angel Box. Puas berfoto, kami membawa koper kami untuk dibawa ke ELF yang akan membawa kami pulang. 

Akhirnya, jam 2 kami semua meninggalkan Dordia dan pulang kerumah masing-masing. Di ELF kami banyak yang tertidur termasuk aku. Hari-hari melelahkan namun berkesan di Dordia meninggalkan kenangan tersendiri yang tak akan terlupakan bagi aku dan anak-anak yang lain. Canda tawa, tangis, berkumpul, bercerita, sharing, berkorban demi teman, penyembahan, dan semua yang kami lakukan di Dordia selama 3 hari menjadi sesuatu yang bakal sangat berguna buat kehidupan kami nantinya menjalani hidup kami ini. Akhir kata, aku mengucapkan terima kasih buat Tuhan, Ko Tutus, Ce Marchi, Kak Yessi, semua anggota panitia, dan teman-temanku yang ikut dalam Discipleship ini. Discipleship ini bakal sangat penting buat aku nanti menjalani hari-hariku dan tentu saja penting buat aku menjalani tugasku sebagai anggota PD Team. Terima kasih, sungguh Unforgettable and Amazing Discipleship !

No comments:

Post a Comment