Apakah kalian tahu tentang buah Kurma ? Ya, buah ini salah satu buah
yang paling digemari didaerah Arab Saudi. Namun, tidakkah kalian tahu bagaimana
cara memperoleh buah ini ?
Penanaman pohon Kurma ada dua cara. Pertama, Kita menanam bijinya, dan
kita biarkan dia tumbuh apa adanya. Maka, hanya dalam waktu singkat sekitar
lima tahun kita sudah dapat menikmati buahnya. Ini merupakan cara menanam yang
relatif sering digunakan.
Yang menarik adalah cara menanam yang kedua. Kita menanam bijinya, namun
pada saat bijinya sudah selesai ditanam, diatas tanah tempat bijinya berada
kita letakkan sebuah batu yang sangat besar. Ketika tunas dari biji tersebut
berusaha untuk tumbuh keatas, batu tersebut akan menghalanginya. Tentu banyak
pertanyaan mengenai cara menanam yang aneh ini, untuk apa kita menanam seperti
ini ? Adakah pengaruh dari batu besar tersebut terhadap pertumbuhan pohon kurma
? Apakah memberikan perbedaan ?
Tentu sangat memberikan perbedaan. Dan, perbedaan yang sangat jelas
dapat kita lihat ketika kedua pohon Kurma yang ditanam dengan cara yang berbeda
tersebut mengalami cuaca buruk dan badai pasir yang memang sering terjadi di
daerah sana. Tahukah kalian ? Pohon Kurma yang ditanam dengan cara biasa, akan
tumbang dalam waktu sekejap ketika diterpa oleh angin badai. Namun, pohon Kurma
yang ditanam dengan cara kedua, yang ditindih oleh batu besar, akan tetap tegak
berdiri tanpa ambruk meskipun diterjang badai sekeras dan sedahsyat apapun.
Pertanyaannya, mengapa ?
Disinilah hidup kita sebagai orang Kristen dapat diumpamakan. Hidup
dalam Kekristenan, dapat diumpamakan seperti sebuah tunas yang ditanam dengan
batu besar diatasnya. Ketika iman kita masih berupa ‘biji’, tentu seiring waktu
mengikuti Tuhan maka iman kita akan bertumbuh, menjadi tunas kecil. Namun,
Tuhan benar-benar ingin anak-anak-Nya bertumbuh dalam iman yang kuat, bukan
hanya iman yang biasa. Tuhan ingin kita ditempa agar kedewasaan iman kita
semakin matang, dan berakar kuat dalam diri kita.
Maka ia letakkan sebuah ‘batu’ dalam perjalanan hidup kita. Disitulah
masalah dan tantangan ujian untuk iman kita datang menerpa kehidupan. Tahukah
kalian ? Tunas kurma yang terhambat oleh batu, tidak akan memaksakan menerobos
batu tersebut. Ia justru akan turun semakin bawah, memperkuat akar-akarnya
semakin dalam kebawah tanah, menyerap banyak air dan zat hara yang ada didalam
tanah, terus melakukan itu untuk bisa menembus keatas. Bahkan, pada
kenyataannya, akar-akar pohon Kurma itu akan bertumbuh lebih banyak dan panjang
daripada batangnya sendiri, karena sudah memijak kuat dalam tanah. Ketika sudah
mempunyai cukup kekuatan, maka tunas itu akan tumbuh keatas lagi, dan mampu
menggulingkan batu tersebut.
Seringkali kita merasa hidup kita tidak adil. Kita sering merutuki apa
yang sedang kita alami, karena kita merasa bahwa Tuhan tidak memperhatikan
hidup kita. Seringkali hidup membuat kita harus merasakan titik terendah,
membuat kita benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Seringkali kita merasa
bahwa ketika sudah akan mencapai puncak, namun lagi-lagi ‘batu besar’ tersebut
menghalangi kita, membuat kita kembali jatuh lagi tanpa ada harapan.
Namun disaat itulah, kedewasaan iman kita benar-benar ditempa dan
dikuatkan melalui masalah dan ujian hidup itu. Semakin kita berakar kuat
didalam-Nya, maka akan semakin kita dikuatkan dan ditempa dalam kehidupan kita,
sehingga pada akhirnya kita mempunyai kualitas iman yang matang didalam-Nya.
Sehingga, ketika masalah dan cobaan yang lebih dahsyat daripada ‘batu besar’
itu datang, kita sudah tidak akan bergeming dan ambruk, karena kita sudah
berakar kuat didalam-Nya.
Mungkin kita sekarang sedang mengalami konflik, masalah, pergumulan, dan
tantangan yang menyusahkan. Bertahanlah ! Dan percaya, bahwa nantinya tiap
masalah dan tantangan yang kita alami, semata-mata akan membuat kita kuat dalam
mengikuti-Nya dan meningkatkan kedewasaan iman kita, sehingga sekeras apapun
masalah dan badai hidup menerpa, kita akan tetap tegak berdiri (:
No comments:
Post a Comment