Kehidupan diibaratkan seperti sebuah roda
yang berputar. Terkadang kita berada diatas, terkadang juga kita berada
dibawah. Kebanyakan orang akan berkata seperti itu ketika keadaan mereka sedang
berada dibawah atau sedang berada dalam masa-masa yang sulit. Namun, Saya
mengartikan perumpamaan itu jauh lebih luas daripada hanya sekedar
menggambarkan keadaan lingkungan yang kita alami. Perumpamaan itu juga bisa
kita gunakan pada kondisi kejiwaan atau rohani kita. Ketika kita sedang merasa
senang, bahagia, dan bersukacita, bisa kita umpamakan kita sedang berada
diatas. Sebaliknya, ketika kita dibawah, disaat itulah kita sedang merasakan
sedih, tidak damai, sesak, dan bahkan putus asa.
Nah, kali ini Saya rindu membagikan apa
yang sudah saya dapatkan dari pengajaran Firman Tuhan oleh salah seorang
pendeta di gereja Saya. Saya merasa terberkati dengan apa yang disampaikan,
sehingga Saya pun kembali bermaksud membagikan kebenaran tersebut kepada Anda
sekalian. Tidak lama-lama, mari, kita bersama membaca dan belajar. Tuhan Yesus
memberkati!
Pernahkah Anda semua merasakan kesesakan
dalam hidup? Ataukah, sekarang Anda sedang merasakan hal itu, seakan roda
kehidupan ada dibawah?
Alkitab mencatat sebuah kejadian, dimana
Daud sedang merasakan seperti apa yang pernah atau sedang Anda rasakan saat
ini, yaitu kesesakan dalam kehidupannya. Mari kita buka Firman Tuhan dalam
Mazmur 120:1-7
Maz. 120:1-7
Nyanyian ziarah. Dalam kesesakanku aku berseru kepada TUHAN dan Ia
menjawab aku: "Ya TUHAN, lepaskanlah aku dari pada bibir dusta, dari pada lidah
penipu." Apakah yang diberikan kepadamu dan apakah yang ditambahkan
kepadamu, hai lidah penipu? Panah-panah yang tajam dari pahlawan dan bara kayu
arar. Celakalah aku, karena harus tinggal sebagai orang asing di Mesekh, karena
harus diam di antara kemah-kemah Kedar! Cukup lama aku tinggal bersama-sama
dengan orang-orang yang membenci perdamaian. Aku ini suka perdamaian, tetapi
apabila aku berbicara, maka mereka menghendaki perang.
Tentu kita bertanya-tanya, mengapa Daud
sampai merasakan kesesakan? Ada tiga poin yang menjelaskan mengapa Daud merasa
sesak.
-
Mazmur 120:2
"Ya TUHAN,
lepaskanlah aku dari pada bibir dusta, dari pada lidah penipu."
Daud berada dalam lingkungan yang berkarakter buruk. Orang-orang
disekelilingnya berkata dusta dan menipu banyak orang, sehingga Daud merasa
sesak harus berada dalam lingkungan tersebut.
-
Mazmur 120:5
Celakalah aku, karena
harus tinggal sebagai orang asing di Mesekh, karena harus diam di antara
kemah-kemah Kedar!
Daud harus tinggal sebagai orang yang asing di lingkungannya, dan ia
tinggal dengan orang-orang yang bertabiat dan berperilaku tidak baik, sehingga
ia mengalami kesesakan.
-
Mazmur 120:6-7
Cukup lama aku
tinggal bersama-sama dengan orang-orang yang membenci perdamaian. Aku ini suka
perdamaian, tetapi apabila aku berbicara, maka mereka menghendaki perang
Daud berada dalam situasi yang sangat bertolak belakang dengan karakter
dirinya. Daud menyukai perdamaian, namun ia tinggal bersama-sama dengan orang
yang membenci perdamaian dan menyukai perang.
Pada intinya, lingkungan yang dialami Daud
membuatnya tidak nyaman, karena lingkungan yang ia tinggali berperilaku tidak
baik dan tidak berkenan dihadapan Allah. Tentu ketidaknyamanan itu ia rasakan
karena ia adalah orang yang intim dengan Tuhan dan sangat selektif dalam
memilih pergaulan. Ia sendiri pun tahu, bahwa pergaulan yang buruk tentu akan
merusakkan kebiasaan yang baik.
Maz. 26:3-5
Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam
kebenaran-Mu.Aku tidak duduk dengan penipu, dan dengan orang munafik aku tidak
bergaul; aku benci kepada perkumpulan orang yang berbuat jahat, dan dengan
orang fasik aku tidak duduk.
1 Kor. 15:33
Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang
baik.
Nah,
tentu kita sekarang bertanya-tanya, apa yang harus kita lakukan ketika kita
merasakan perasaan seperti yang dialami Daud. Hanya satu yang dapat kita
lakukan, seperti apa yang Daud lakukan ketika ia mengalami kesesakan,
Berseru
kepada Tuhan dan meminta pertolongan-Nya!
Maz. 120:1-7
Nyanyian ziarah. Dalam kesesakanku aku
berseru kepada TUHAN dan Ia menjawab aku:
Daud
berseru kepada Tuhan. Ia tidak menyandarkan kesesakan yang ia alami pada orang
lain, karena manusia mengecewakan. Ia tidak lari kepada yang lain, namun satu
hal yang ia lakukan yaitu berseru kepada Tuhan, meminta pertolongan-Nya.
Mungkin akan timbul satu pertanyaan baru dalam pikiran Anda, “Saya sudah
berseru terus-menerus kepada Tuhan? Namun Tuhan tidak pernah menjawabnya.
Lantas bagaimana?”
Tentu,
banyak diantara kita yang sudah melakukan hal seperti yang Daud lakukan
terus-menerus namun tak kunjung dijawab Tuhan. Namun, percayalah bahwa Tuhan
akan selalu dan pasti menjawab setiap seruan dan doa kita, hanya saja kita
harus berseru kepada-Nya dalam kesetiaan, dalam ketekunan. Seperti pada Firman
Tuhan,
Maz. 145:18
TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang
yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.
Percayalah,
ketika kita sudah berseru kepada-Nya dalam kesetiaan, Tuhan akan menyertai kita
dalam setiap kesesakan, serta Tuhan akan membentengi kita, seperti tertulis
dalam Firman Tuhan,
Maz. 91:14-15
"Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya,
Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru
kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan
menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.
Mungkin
kini pergaulan di sekeliling Anda membuat Anda merasa sesak. Mungkin, kondisi
keluarga yang tidak harmonis membuat Anda merasa sesak. Bahkan bisa juga, aspek
kesehatan membuat kita merasakan kesesakan dalam hidup. Namun, jangan takut dan
jangan bimbang. Sebab, kita sudah belajar dari seorang Daud, yang berseru
kepada Tuhan dalam kesesakan yang ia alami. Mungkin, banyak diantara kita yang
sudah terlalu lama berseru, dan tidak sabar menunggu jawaban Tuhan. Tetapi
disinilah kesetiaan kita diuji. Mari kita belajar seperti Daud, yang tetap
senantiasa setia didalam Tuhan dan senantiasa berseru kepada-Nya, taat dan
menyerahkan semua kedalam tangan Tuhan. Ketika kita sudah berseru dan tetap
dalam kesetiaan, percayalah Tuhan akan menjawab seruan kita, dan menyertai kita
senantiasa. Selamat menjalani hari, dan Tuhan memberkati kita semua!
Mohon dukungan doa untuk saya sudah 5 tahun sakit stroke dan insomnia. Terima kasih. Melchior Suroso
ReplyDelete