Thursday, July 23, 2015

Kesesakan dalam Hidup

Kehidupan diibaratkan seperti sebuah roda yang berputar. Terkadang kita berada diatas, terkadang juga kita berada dibawah. Kebanyakan orang akan berkata seperti itu ketika keadaan mereka sedang berada dibawah atau sedang berada dalam masa-masa yang sulit. Namun, Saya mengartikan perumpamaan itu jauh lebih luas daripada hanya sekedar menggambarkan keadaan lingkungan yang kita alami. Perumpamaan itu juga bisa kita gunakan pada kondisi kejiwaan atau rohani kita. Ketika kita sedang merasa senang, bahagia, dan bersukacita, bisa kita umpamakan kita sedang berada diatas. Sebaliknya, ketika kita dibawah, disaat itulah kita sedang merasakan sedih, tidak damai, sesak, dan bahkan putus asa.


Nah, kali ini Saya rindu membagikan apa yang sudah saya dapatkan dari pengajaran Firman Tuhan oleh salah seorang pendeta di gereja Saya. Saya merasa terberkati dengan apa yang disampaikan, sehingga Saya pun kembali bermaksud membagikan kebenaran tersebut kepada Anda sekalian. Tidak lama-lama, mari, kita bersama membaca dan belajar. Tuhan Yesus memberkati!

Pernahkah Anda semua merasakan kesesakan dalam hidup? Ataukah, sekarang Anda sedang merasakan hal itu, seakan roda kehidupan ada dibawah?

Alkitab mencatat sebuah kejadian, dimana Daud sedang merasakan seperti apa yang pernah atau sedang Anda rasakan saat ini, yaitu kesesakan dalam kehidupannya. Mari kita buka Firman Tuhan dalam Mazmur 120:1-7

Maz. 120:1-7
Nyanyian ziarah. Dalam kesesakanku aku berseru kepada TUHAN dan Ia menjawab aku: "Ya TUHAN, lepaskanlah aku dari pada bibir dusta, dari pada lidah penipu." Apakah yang diberikan kepadamu dan apakah yang ditambahkan kepadamu, hai lidah penipu? Panah-panah yang tajam dari pahlawan dan bara kayu arar. Celakalah aku, karena harus tinggal sebagai orang asing di Mesekh, karena harus diam di antara kemah-kemah Kedar! Cukup lama aku tinggal bersama-sama dengan orang-orang yang membenci perdamaian. Aku ini suka perdamaian, tetapi apabila aku berbicara, maka mereka menghendaki perang.

Tentu kita bertanya-tanya, mengapa Daud sampai merasakan kesesakan? Ada tiga poin yang menjelaskan mengapa Daud merasa sesak.

-          Mazmur 120:2
"Ya TUHAN, lepaskanlah aku dari pada bibir dusta, dari pada lidah penipu."
Daud berada dalam lingkungan yang berkarakter buruk. Orang-orang disekelilingnya berkata dusta dan menipu banyak orang, sehingga Daud merasa sesak harus berada dalam lingkungan tersebut.

-          Mazmur 120:5
Celakalah aku, karena harus tinggal sebagai orang asing di Mesekh, karena harus diam di antara kemah-kemah Kedar!
Daud harus tinggal sebagai orang yang asing di lingkungannya, dan ia tinggal dengan orang-orang yang bertabiat dan berperilaku tidak baik, sehingga ia mengalami kesesakan.

-          Mazmur 120:6-7
Cukup lama aku tinggal bersama-sama dengan orang-orang yang membenci perdamaian. Aku ini suka perdamaian, tetapi apabila aku berbicara, maka mereka menghendaki perang
Daud berada dalam situasi yang sangat bertolak belakang dengan karakter dirinya. Daud menyukai perdamaian, namun ia tinggal bersama-sama dengan orang yang membenci perdamaian dan menyukai perang.

Pada intinya, lingkungan yang dialami Daud membuatnya tidak nyaman, karena lingkungan yang ia tinggali berperilaku tidak baik dan tidak berkenan dihadapan Allah. Tentu ketidaknyamanan itu ia rasakan karena ia adalah orang yang intim dengan Tuhan dan sangat selektif dalam memilih pergaulan. Ia sendiri pun tahu, bahwa pergaulan yang buruk tentu akan merusakkan kebiasaan yang baik.
Maz. 26:3-5
Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.Aku tidak duduk dengan penipu, dan dengan orang munafik aku tidak bergaul; aku benci kepada perkumpulan orang yang berbuat jahat, dan dengan orang fasik aku tidak duduk.

1 Kor. 15:33
Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.

Nah, tentu kita sekarang bertanya-tanya, apa yang harus kita lakukan ketika kita merasakan perasaan seperti yang dialami Daud. Hanya satu yang dapat kita lakukan, seperti apa yang Daud lakukan ketika ia mengalami kesesakan,

Berseru kepada Tuhan dan meminta pertolongan-Nya!
Maz. 120:1-7
Nyanyian ziarah. Dalam kesesakanku aku berseru kepada TUHAN dan Ia menjawab aku:

Daud berseru kepada Tuhan. Ia tidak menyandarkan kesesakan yang ia alami pada orang lain, karena manusia mengecewakan. Ia tidak lari kepada yang lain, namun satu hal yang ia lakukan yaitu berseru kepada Tuhan, meminta pertolongan-Nya. Mungkin akan timbul satu pertanyaan baru dalam pikiran Anda, “Saya sudah berseru terus-menerus kepada Tuhan? Namun Tuhan tidak pernah menjawabnya. Lantas bagaimana?”

Tentu, banyak diantara kita yang sudah melakukan hal seperti yang Daud lakukan terus-menerus namun tak kunjung dijawab Tuhan. Namun, percayalah bahwa Tuhan akan selalu dan pasti menjawab setiap seruan dan doa kita, hanya saja kita harus berseru kepada-Nya dalam kesetiaan, dalam ketekunan. Seperti pada Firman Tuhan,
Maz. 145:18
TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Percayalah, ketika kita sudah berseru kepada-Nya dalam kesetiaan, Tuhan akan menyertai kita dalam setiap kesesakan, serta Tuhan akan membentengi kita, seperti tertulis dalam Firman Tuhan,
Maz. 91:14-15
"Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.

Mungkin kini pergaulan di sekeliling Anda membuat Anda merasa sesak. Mungkin, kondisi keluarga yang tidak harmonis membuat Anda merasa sesak. Bahkan bisa juga, aspek kesehatan membuat kita merasakan kesesakan dalam hidup. Namun, jangan takut dan jangan bimbang. Sebab, kita sudah belajar dari seorang Daud, yang berseru kepada Tuhan dalam kesesakan yang ia alami. Mungkin, banyak diantara kita yang sudah terlalu lama berseru, dan tidak sabar menunggu jawaban Tuhan. Tetapi disinilah kesetiaan kita diuji. Mari kita belajar seperti Daud, yang tetap senantiasa setia didalam Tuhan dan senantiasa berseru kepada-Nya, taat dan menyerahkan semua kedalam tangan Tuhan. Ketika kita sudah berseru dan tetap dalam kesetiaan, percayalah Tuhan akan menjawab seruan kita, dan menyertai kita senantiasa. Selamat menjalani hari, dan Tuhan memberkati kita semua!

1 comment:

  1. Mohon dukungan doa untuk saya sudah 5 tahun sakit stroke dan insomnia. Terima kasih. Melchior Suroso

    ReplyDelete