Thursday, July 23, 2015

Dikuasai atau Menguasai?

“It’s good to have money and the things that money can buy. But it’s good too, to check up once in a while that you haven’t lost the things that money can’t buy”

Dewasa ini, di zaman yang semakin berkembang dan maju setiap harinya, uang menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan manusia. Uang menjadi salah satu kunci paling mendasar, untuk memenuhi setiap kebutuhan manusia. Bahkan, tak jarang uang menjadi tujuan hidup bagi beberapa orang. Namun,  Benarkah itu esensi dari kehidupan manusia saat ini? 

Quote diatas bisa menjadi perenungan kita. Seringkali, kita mengutamakan uang diatas segalanya. Segala sesuatu yang ada, kita ukur dengan uang yang kita miliki. Namun tak kita sadari, bahwa disaat itulah kontrol kehidupan sudah bukan berada ditangan kita, namun berada dibawah kendali uang. Serta, kita kehilangan tujuan hidup kita yang sesungguhnya, hanya mengejar uang dan uang.

Tentu, mungkin timbul pertanyaan dalam diri kita. Apa bahayanya bila uang sudah menjadi tuan atas kehidupan kita? Dan, bagaimana cara mengatasi hal tersebut? Kembali, satu nas Firman Tuhan akan mengawali perenungan kita saat ini, yang Saya kutip dari khotbah salah seorang hamba Tuhan di gereja. Selamat membaca, dan Tuhan memberkati!

Luk. 12:13-21
Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."

Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

2 Tim. 3:1-2
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,

Seperti yang sudah Saya singgung diatas, dewasa ini sangat banyak orang yang mengutamakan uang diatas segalanya. Uang menjadi tujuan hidup mereka, sehingga hidup mereka pun dikendalikan dan mereka menjadi hamba uang. Bahkan, Alkitab pun sudah mencatat, di masa akhir zaman ini akan banyak orang menjadi hamba uang. Dan, apa bahaya menjadi hamba uang menurut Alkitab?

Luk. 16:14
Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia.
Yang pertama, ketika hidup seseorang sudah dikendalikan oleh uang, mereka menjadi pencemooh dan tidak menghargai orang lain. Ketika ia menilai orang tersebut tidak sebanding dengan dirinya, ia akan meremehkan dan tidak mau mendengar pendapat dari orang tersebut, meskipun sebenarnya itu baik bagi mereka. Semua dinilai dengan harta.

Kis. 5:1-5
Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah. Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah." Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu.(TB)
Tentu kita sudah tak asing dengan cerita Ananias dan Safira, yang berbohong mengenai penjualan tanah. Mencintai uang, berarti menciptakan celah dalam hati kita untuk dikuasai Iblis. Tak dinyana, ketika Iblis masuk dalam hati kita, maka akan timbul kejahatan-kejahatan. Seperti cerita diatas, Ananias mendustai Allah, dan dia menerima akibatnya, yaitu maut.

1 Tim. 6:10
Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Sudah jelas dikatakan, bahwa akar kejahatan adalah mencintai uang. Manusia bisa mencuri, merampok, bahkan membunuh sesama manusia hanya untuk mendapatkan uang. Begitu mengerikan, bukan? Hal-hal tersebut, tentu sama sekali tidak mendatangkan sukacita, malah mendatangkan dukacita yang menyiksa diri. Tidak mendatangkan untung bagi diri kita, yang ada mendatangkan buntung dalam hidup kita.



Sekarang kita sudah mengetahui, bahwa mengutamakan uang dalam hidup kita mendatangkan banyak sekali kerugian, bahkan berdosa dan membuat hidup kita tak berkenan di hadapan-Nya. Dan, apa yang harus kita lakukan sebagai anak Tuhan, agar hidup kita senantiasa mengutamakan Yesus dan bukan dikendalikan oleh uang?

Luk. 12:15
Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
Kita harus sadar akan esensi kehidupan kita, bahwa hidup kita bukan tergantung pada kekayaan yang kita miliki, namun hidup kita didasarkan pada kasih karunia dan penyertaan-Nya yang nyata dan indah dalam setiap aspek kehidupan kita.

Ibr. 13:5
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Banyak orang menjadi hamba uang karena mereka merasa selalu kurang, dan tidak pernah puas akan apa yang telah mereka miliki. Mereka terus menerus mencari, tanpa pernah belajar bersyukur. Melalui ayat ini, kita diajarkan untuk selalu bersyukur atas setiap apa yang kita punya sekarang. Meskipun kita mungkin berada dalam kesusahan dan kekurangan, tetap bersyukur dan percaya bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita.

Mat. 6:19-20
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Tuhan tidak memprogramkan kita agar mengejar harta di dunia, namun untuk mengumpulkan harta di Sorga. Ketika kita sadar bahwa tujuan hidup kita ialah mengumpulkan harta di Sorga dan memperoleh kehidupan yang kekal bersama-Nya, maka kita pun tidak akan berfokus pada harta yang ada di dunia.

Dan, semoga perenungan ini membuat kita sadar, bahwa uang bukanlah segala-galanya. Uang tetap menjadi kebutuhan setiap orang, termasuk kita, namun jangan sampai hal tersebut menguasai hidup kita dan mengubah tujuan hidup kita. Hendaklah kita yang menguasainya dan menggunakannya dengan bijaksana, untuk memuliakan Tuhan dan memperluas Kerajaan-Nya dibumi. Ketika tujuan hidup kita tetap berfokus untuk Tuhan dan kemuliaan-Nya, percayalah ia tidak akan meninggalkan kita dan akan selalu menyediakan berkat bagi anak-Nya yang percaya.

Akhir kata, semoga hari Anda menyenangkan dan Tuhan memberkati!

No comments:

Post a Comment