“It’s good to have
money and the things that money can buy. But it’s good too, to check up once in
a while that you haven’t lost the things that money can’t buy”
Dewasa ini, di zaman yang semakin
berkembang dan maju setiap harinya, uang menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan
manusia. Uang menjadi salah satu kunci paling mendasar, untuk memenuhi setiap
kebutuhan manusia. Bahkan, tak jarang uang menjadi tujuan hidup bagi beberapa
orang. Namun, Benarkah itu esensi dari
kehidupan manusia saat ini?
Quote
diatas bisa menjadi perenungan kita. Seringkali, kita mengutamakan uang
diatas segalanya. Segala sesuatu yang ada, kita ukur dengan uang yang kita
miliki. Namun tak kita sadari, bahwa disaat itulah kontrol kehidupan sudah
bukan berada ditangan kita, namun berada dibawah kendali uang. Serta, kita
kehilangan tujuan hidup kita yang sesungguhnya, hanya mengejar uang dan uang.
Tentu, mungkin timbul pertanyaan dalam
diri kita. Apa bahayanya bila uang sudah menjadi tuan atas kehidupan kita? Dan,
bagaimana cara mengatasi hal tersebut? Kembali, satu nas Firman Tuhan akan
mengawali perenungan kita saat ini, yang Saya kutip dari khotbah salah seorang
hamba Tuhan di gereja. Selamat membaca, dan Tuhan memberkati!
Luk. 12:13-21
Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru,
katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." Tetapi
Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku
menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" Kata-Nya lagi kepada mereka:
"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun
seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada
kekayaannya itu."
Kemudian Ia mengatakan kepada
mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya
berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku
perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil
tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak
lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan
menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan
berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk
bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan
bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh,
pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah
kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang
mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan
Allah."
2 Tim. 3:1-2
Ketahuilah bahwa pada hari-hari
terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya
sendiri dan menjadi hamba uang.
Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah,
mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak
mempedulikan agama,
Seperti yang sudah Saya singgung diatas,
dewasa ini sangat banyak orang yang mengutamakan uang diatas segalanya. Uang
menjadi tujuan hidup mereka, sehingga hidup mereka pun dikendalikan dan mereka
menjadi hamba uang. Bahkan, Alkitab pun sudah mencatat, di masa akhir zaman ini
akan banyak orang menjadi hamba uang. Dan, apa bahaya menjadi hamba uang
menurut Alkitab?
Luk. 16:14
Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan
mereka mencemoohkan Dia.
Yang pertama, ketika hidup seseorang sudah
dikendalikan oleh uang, mereka menjadi pencemooh dan tidak menghargai orang
lain. Ketika ia menilai orang tersebut tidak sebanding dengan dirinya, ia akan
meremehkan dan tidak mau mendengar pendapat dari orang tersebut, meskipun
sebenarnya itu baik bagi mereka. Semua dinilai dengan harta.
Kis. 5:1-5
Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira
menjual sebidang tanah. Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil
penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki
rasul-rasul. Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau
mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama
tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual,
bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan
perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah." Ketika mendengar
perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah
nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu.(TB)
Tentu kita sudah tak asing dengan cerita
Ananias dan Safira, yang berbohong mengenai penjualan tanah. Mencintai uang,
berarti menciptakan celah dalam hati kita untuk dikuasai Iblis. Tak dinyana,
ketika Iblis masuk dalam hati kita, maka akan timbul kejahatan-kejahatan.
Seperti cerita diatas, Ananias mendustai Allah, dan dia menerima akibatnya,
yaitu maut.
1 Tim. 6:10
Karena akar segala kejahatan
ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah
menyimpang dari iman dan menyiksa
dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Sudah jelas dikatakan, bahwa akar
kejahatan adalah mencintai uang. Manusia bisa mencuri, merampok, bahkan
membunuh sesama manusia hanya untuk mendapatkan uang. Begitu mengerikan, bukan?
Hal-hal tersebut, tentu sama sekali tidak mendatangkan sukacita, malah
mendatangkan dukacita yang menyiksa diri. Tidak mendatangkan untung bagi diri
kita, yang ada mendatangkan buntung dalam hidup kita.
Sekarang kita sudah mengetahui, bahwa
mengutamakan uang dalam hidup kita mendatangkan banyak sekali kerugian, bahkan
berdosa dan membuat hidup kita tak berkenan di hadapan-Nya. Dan, apa yang harus
kita lakukan sebagai anak Tuhan, agar hidup kita senantiasa mengutamakan Yesus
dan bukan dikendalikan oleh uang?
Luk. 12:15
Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah
terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada
kekayaannya itu."
Kita harus sadar akan esensi kehidupan
kita, bahwa hidup kita bukan tergantung pada kekayaan yang kita miliki, namun
hidup kita didasarkan pada kasih karunia dan penyertaan-Nya yang nyata dan
indah dalam setiap aspek kehidupan kita.
Ibr. 13:5
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang
ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan
membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Banyak orang menjadi hamba uang karena
mereka merasa selalu kurang, dan tidak pernah puas akan apa yang telah mereka
miliki. Mereka terus menerus mencari, tanpa pernah belajar bersyukur. Melalui
ayat ini, kita diajarkan untuk selalu bersyukur atas setiap apa yang kita punya
sekarang. Meskipun kita mungkin berada dalam kesusahan dan kekurangan, tetap
bersyukur dan percaya bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan dan meninggalkan
kita.
Mat. 6:19-20
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan
karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi
kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak
merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Tuhan tidak memprogramkan kita agar
mengejar harta di dunia, namun untuk mengumpulkan harta di Sorga. Ketika kita
sadar bahwa tujuan hidup kita ialah mengumpulkan harta di Sorga dan memperoleh
kehidupan yang kekal bersama-Nya, maka kita pun tidak akan berfokus pada harta
yang ada di dunia.
Dan, semoga perenungan ini membuat kita
sadar, bahwa uang bukanlah segala-galanya. Uang tetap menjadi kebutuhan setiap
orang, termasuk kita, namun jangan sampai hal tersebut menguasai hidup kita dan
mengubah tujuan hidup kita. Hendaklah kita yang menguasainya dan menggunakannya
dengan bijaksana, untuk memuliakan Tuhan dan memperluas Kerajaan-Nya dibumi. Ketika
tujuan hidup kita tetap berfokus untuk Tuhan dan kemuliaan-Nya, percayalah ia
tidak akan meninggalkan kita dan akan selalu menyediakan berkat bagi anak-Nya
yang percaya.
Akhir kata, semoga hari Anda menyenangkan
dan Tuhan memberkati!
No comments:
Post a Comment